Siaran pers: Menjaga Integritas Proses Pemilu Melalui Kolaborasi Multipihak

Jakarta, 29 Februari 2024

Pada Kamis, 29 Februari 2024, Safer Internet Lab (SAIL) mengadakan forum diskusi dengan tema “Kolaborasi Multipihak Menjaga Integritas Data Pemilu 2024” di hotel Mercure Sabang, Jakarta Pusat. Safer Internet Lab merupakan suatu inisiatif kolaborasi antara CSIS dan Google Indonesia yang bertujuan melawan gangguan informasi melalui riset dan kerjasama multipihak.

Sejak hari pencoblosan pada tanggal 14 Februari 2024, proses pemilu kini telah memasuki tahap penghitungan suara. Dalam dua pekan ini muncul berbagai isu terkait proses tersebut, sebagai contoh ditemukannya kekeliruan dalam pencatatan hasil perolehan suara yang menggunakan Sistem Informasi dan Rekapitulasi (Sirekap)1 dan bermunculnya misinformasi terkait hasil quick count2.

Acara yang diadakan oleh SAIL tersebut bertujuan untuk memfasilitasi ruang publik untuk membuka forum diskusi mengenai ragamnya inisiatif publik dalam mengawal penghitungan suara dan mengidentifikasi disinformasi pasca-pemilu.

Pada pembukaan acara, Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri mengapresiasi bahwa pemilu telah berjalan dengan sukses dan aman, namun memasuki masa pasca-pemilu kita harus terus mengawasi bagaimana gangguan informasi dapat bermunculan, “kita harus me-manage berbagai misinformasi agar tidak menjadi tereskalasi lebih jauh lagi”, serta “transparansi dan kolaborasi multipihak menjadi cara untuk meningkatkan integritas hasil pemilu”

Selaku moderator, Beltsazar Krisetya, Peneliti Departemen Politik dan Perubahan CSIS, menilai bahwa informasi mengenai proses tahapan pemilu tidak terlalu mudah untuk diakses oleh masyarakat sehingga menimbulkan sebuah information gap atau kehausan informasi yang kemudian justru dipenuhi oleh informasi keliru dan menyesatkan, “dikhawatirkan disinformasi itu bermunculan dan hadir karena adanya kekosongan ruang informasi dengan informasi yang faktual”. 

Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Agustyati, menyampaikan bahwa kurang kokohnya kerangka regulasi mengenai penggunaan media sosial dalam pemilu membuat penyebaran misinformasi dan disinformasi menjadi tantangan besar, “regulasi yang ada masih lebih banyak fokus pada aturan kampanye tatap muka padahal pelanggaran-pelanggaran itu terjadi juga di ruang digital dan di media sosial”.

Presidium Komite Litbang MAFINDO Loina Perangin-angin memaparkan hasil temuan terkait hoaks yang telah ditemukan dan diverifikasi oleh MAFINDO pada masa pemilu 2024. “Ternyata hoaks itu mengikuti dinamika masyarakat, pada saat pandemi COVID-19 di tahun 2020-2021, hoaks politik turun sangat jauh karena yang banyak adalah hoaks kesehatan, namun banyak ditemukan hoaks politik di tahun pemilu 2019 dan akhir 2023”. Hal ini juga ditekankan oleh Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes yang mengatakan “timeframe soal agenda-agenda politik itu menjadi penting dalam melihat kapan gangguan informasi itu muncul”. CekFakta merupakan upaya kolaboratif dari MAFINDO bersama dengan AJI dan AMSI yang melakukan cek fakta secara masif, namun kendala yang dialami oleh upaya fact checking adalah “konten fact checking sangat sulit untuk disebarluaskan, apalagi ketika dibandingkan dengan jumlah penyebaran hoaksnya itu sendiri”.

Dalam pembahasan upaya quick count, Arya Fernandes menjelaskan bahwa quick count merupakan upaya yang secara historis dimaksudkan untuk memastikan adanya transparansi dan akuntabilitas pada proses pemilihan. Pada hari pemilu, CSIS bekerja sama dengan Cyrus Network sebagai salah satu lembaga resmi yang menjalankan quick count. Dalam menanggapi hoaks yang ada mengenai proses quick count, ia menyatakan bahwa “tidak mungkin hasil quick count dari berbagai lembaga yang berbeda-beda ini sengaja diseragamkan seperti isu hoaks yang beredar, karena quick count dilakukan dari sampel data yang berbeda-beda antara berbagai lembaga”.

Inisiatif “Jaga Suara 2024” merupakan koalisi kolaboratif antara Netgrit dengan 23 organisasi masyarakat sipil lainnya yang bertujuan untuk mengawal proses perhitungan suara pemilu 2024, “Kemurnian dari suara harus tetap dijaga agar memastikan tidak ada perilaku curang dengan memindah-mindahkan suara” ujar Direktur Eksekutif Netgrit Hadar Gumay. Koalisi tersebut menggunakan metode crowdsourcing untuk mengumpulkan laporan hasil penghitungan di setiap TPS dari masyarakat dan membandingkan data tersebut dengan data yang disediakan oleh KPU melalui Sirekap.

Dalam pembahasan mengenai Sistem Informasi dan Rekapitulasi (Sirekap) yang digunakan oleh KPU dalam proses penghitungan suara, Hadar Gumay dan Khoirunnisa Agustyati berpendapat yang sama bahwa perlu adanya peningkatan kematangan dari teknologi Sirekap agar bisa bekerja sebaik mungkin karena perannya adalah penting untuk menjaga transparansi proses penghitungan pemilu bagi publik secara luas, “Sirekap seharusnya diperbaiki dan tetap digunakan, bukan untuk dihentikan, karena dapat menjadi mekanisme transparansi dan akuntabilitas untuk kebaikan publik”.

Tenaga Ahli Bawaslu RI Ronald M. Manoach turut menanggapi para panelis pada forum tersebut. Ia mengapresiasi bahwa sudah terjalinnya hubungan yang baik antara platform teknologi dengan Bawaslu sehingga memudahkan berjalannya proses mekanisme pelaporan konten misinformasi dan disinformasi yang beredar. Ia juga menyampaikan bahwa “kita perlu rajin mendiskusikan ini supaya ruang netral ini jangan tertutup oleh hoaks, disinformasi, dan kepentingan politik”.

Inisiatif-inisiatif yang dibahas pada forum tersebut mencerminkan komitmen bersama untuk menjaga integritas proses pemilu. Bersama-sama, kita dapat mewujudkan proses pemilu yang lebih transparan, akuntabel dan tangguh untuk kepentingan publik. Materi para panelis pada forum tersebut tersedia pada tautan: sail.ink/materi-kolaborasimultipihak 

  1.  CNN Indonesia. (2024, Februari 28). Rekapitulasi Nasional KPU Banjir Kritik Sirekap dari 01 dan 03. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240228173110-617-1068443/rekapitulasi-nasional-kpu-banjir-kritik-sirekap-dari-saksi-01-dan-03 ↩︎
  2.  (2024, Februari 28). [SALAH] Hasil Suara Sah Anies 98.61%, Prabowo 1.51%, dan Ganjar 1.02%. Cek Fakta. https://cekfakta.com/focus/16344 ↩︎

Author

Pakarti Centre Building
Jl. Tanah Abang 3 No. 23-27
Jakarta, 10160

© 2024 · Safer Internet Lab